Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Ojek Online

Bagi penduduk yang bermukim dan bekerja di kota besar seperti Jakarta dan sejenisnya, mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya ojek online. Siapa yang mau menunggu lama-lama di tengah kemacetan kota? Atau merasa terjebak di dalam sebuah mobil hanya karena kelamaan menunggu mobilnya maju selepas lampu merah perempatan yang jumlah kendaraannya bisa dikategorikan tidak wajar. Rasa ingin cepat sampai di tujuan akhirnya diwadahi dengan adanya trend ojek online yang sudah mulai "beroperasi" sejak tahun 2010/2011. Memang sih, ojek konvesional sudah ada sejak jaman dahulu kala, namun berkat adanya teknologi ponsel genggam pintar atau lebih sering disebut smartphone, ojek online ini mulai menjadi bagian dari kebutuhan penduduk kota besar seperti Jakarta.

Ada Beberapa Aplikasi 
Since I moved to Jakarta in the beginning of this year, I have installed the ojek apps on my phone and been using them for anything I need. I have at least three apps for just in case if one of them is having trouble or something like that. First time using it, I felt special because after I booked, the driver phoned me and came to my location, which I didn't need to get out of my place to look for conventional ojek, the driver automatically knew where I was. And made me thinking: these apps are cool! 

Ke manapun saya merasa butuh transportasi cepat, saya biasanya menggunakan ojek online dan hasilnya rata-rata memuaskan. Pengalaman paling jauh naik ojek online itu adalah ketika harus ke Rawamangun dari Bintaro dan memakan biaya Rp 50.000,- 😂 Ga mungkin segitu kalau pakai taksi, belum dengan macet jalanan. Bawa tas besar dan printer yang saya pangku di bawah guyuran gerimis pagi hari, sampai di Rawamangun kaki pegal 😳. Abang ojeknya saya beri rating bintang lima di aplikasinya karena sabar dalam perjalanan sejauh itu.

Saya di satu pagi
Talking about rating, I have my own method on how to rate the drivers. Start from 5 stars: it is for the driver who comes to my location less than 3 mins; offers me the face mask in the first place without I'm asking for it; drives safely and has some things to talk to me while driving. The 4 stars: it is for the driver who gives me the face mask because I ask for it;  and comes to my location more than 5 mins. And then 3 stars: it is for the driver who did my-4-stars-thing plus drive unsafely and doesn't say something even one word while driving, it sucks and makes me bored. I seldom give 2 or 1 star for the drivers, because I know it will affect to the driver's performance. Well, I'm a good man, right? 😁 

Dari segi ongkos, beberapa perusahaan ojek online yang saya instal selalu bersaing dalam merebut hati pelanggannya, mulai dari menawarkan diskon potongan goceng, ceban, diskon 25%, 50%, bahkan ada yang memberikan free untuk pelanggan yang baru pertama kali menggunakannya. Itulah alasan mengapa saya punya aplikasi ojek online sedikitnya tiga macam, karena jika ada yang punya diskonan lebih banyak saya pasti akan menggunakan aplikasi itu, atau jika keduanya sama-sama memberikan diskon, biasanya saya memutuskan memakai ojek online yang aplikasinya tidak berat jika dijalankan. Selalu ada pilihan, kan?! Hihihi. 

Friend of mine
Now I don't use the apps frequently because I got my own motorcycle. I feel happy because I don't spend the money for paying the online ojek daily anymore. Hahaha 😂. But the apps will be always there on my phone because I know I need them for another necessary thing.

Komentar

  1. Kok rasanya aku pengen juga nyobain ojek online ya Fer, sayang banget tinggal di desa, susah mau ikut modern :p

    Apa kabar juga kamu, lama gak geblog apa lama gak pernah BW?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang Inuel sekarang tinggal di desa ya? Baru tau :P
      Sampe aku ga update lagi tentang teman-teman blogger dulu ya saking lamanya ga ngeblog :))

      Hapus
  2. Ojek online is my lyfe. Hahahaha...

    BalasHapus
  3. No ojek no lifeee
    So damn true

    Dulu, aku nggak kepikrian bakal pake ojek online karena toh nggak bakal kemana-mana juga selain kosan-kampus which only 10 minutes on foot, or kosan-rumah sepupu (rawamangun) with KRL train.

    Tapi semua berubah sejak negara api menyerang
    I downloaded Grab, for car and bike service. Much more easier and helpful than angkot -_____-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau liat kehidupan Aul sekarang (cieileee) Aul emang cocok ke mana-mana pakai ojek online :))

      Hapus
  4. di padang juga udah ada ojek online
    meski bukan gojek dan ordernya masih via line wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan bentar lagi mau ada Gojek di Padang, Win... Nanti kasi review ya di blog hahaha

      Hapus
  5. Sayang di padang masih tabu dan belom familiar dgn ojek online meski udah ada hehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Ubay! Akhirnya ada Ubay posting di blog sini, hahaha...

      Hapus
    2. Ya ampun abg. Baru dibalasnya komen tahun lalu 😌

      Hapus
  6. baru dua kali nyoba ojek online waktu di ibukota. Memuaskan sih, apalagi setelah sebelumnya ketipu taksi bodong. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, kalau ojek online memang jarang nipu, kak.. Tapi kalau taksi, aku udh beberapa kali ditipu sampe argonya 200k.

      Hapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar