Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Terima Kasih, F.

Terima kasih karena telah menawarkan semeja untuk menikmati daging asap. Terima kasih sudah menjadikan awal yang senang. Terima kasih atas kue mangkuk berlapis kertas. Terima kasih atas jamur dan sayur yang dimakan di foodcourt . Terima kasih sudah beradu argumen. Terima kasih atas stasiun Tangerang dan Monas yang sukarela menjadi tempat bersembunyi dari kejadian sebelumnya. Terima kasih kepada sprei kotak-kotak untuk masukannya. Terima kasih karena Sebelas berlalu dan Karuma berakhir sempurna. Terima kasih Lima Belas yang perdana berdiri di depan banyak kepala, dan menyadarkan ini adalah tujuan hidup. Terima kasih, Februari.