Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Menikmati Detik

Berarti benar apa yang mereka bilang tentang bagaimana menghargai diri sendiri. Ketika tidak dengan siapa-siapa, seseorang akan bisa menemukan pemikiran yang benar-benar layak untuk digunakan sebagai instrospeksi diri. Merubah diri dengan kesadaran penuh lalu berharap menjadi lebih baik dari yang dulu adalah salah satu cara menghargai diri sendiri. Jangan takut sepi, kata mereka. Tidak akan, saya berujar. Akan dihitung dan dinikmati selagi masih punya detik. Tersenyum...

Adaptasi Rindu

Gambar
Berada di lingkungan baru dan bertemu dengan banyak orang yang belum dikenal adalah sebuah anugerah bagi saya di tahun 2016 ini. Serba baru: kerjaan baru, status baru, tempat tinggal baru, tempat main baru, dsb. Beberapa teman bertanya apa saya senang? Sudah pasti senang! Sebab saya menyukai hal-hal yang baru dan menantang. Kemudian mereka melontarkan pertanyaan lain "apa ada masalah sejak meninggalkan Padang?" Nah, jawaban dari pertanyaan ini, mungkin bagi beberapa orang, adalah sebuah masalah kecil. Sejak hijrah (lagi) ke kota besar ini, kali ini saya beradaptasi dengan tidak begitu cepat padahal sudah hampir dua bulan. Aneh memang, bahkan saya sendiri suka mikir kenapa kondisi sekarang berbeda dari awal saya merantau tiga tahun yang lalu. Rasanya dulu cuma butuh waktu dua minggu dan saya sudah bisa merasa nyaman di lingkungan itu, tapi sekarang belum. Bayangan akan hal-hal rutin yang biasa dilewati setiap hari sebelum merantau (lagi) masih sering lalu-lalang di ingatan.