Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Dia dan Kesederhanaannya

Kesederhanaan memang membuat seseorang jatuh cinta. Dari kesederhanaan itu terkadang memancar aura kedewasaan yang tak satupun orang lain bisa meniru. Dia dengan kesederhanaannya itu menyulap ruang kecil kosong menjadi ruang pameran luas. Dia dengan kesederhanaannya itu mengajarkanku bagaimana merakit kapal terbang dari sekotak korek api. Dia dengan kesederhanaannya itu menjadi amunisi pendingin saat batin dan pikiran mengeluarkan hawa panas menyengat. Dia tidak memberi contoh secara langsung tapi aku mencatat setiap definisi yang ia ocehkan, dan memoriku menyimpannya di folder khusus bernama dia. Dulu aku tidak peduli pada hal kecil lalu kemudian dia datang memberitahuku tentang 'tidak akan menjadi sesuatu hal yang besar jika hal kecil saja tidak disyukuri'. Sungguh menggugah. Walaupun dia tidak pernah memproklamirkan kejeniusannya namun orang-orang mengakui akan hal itu, apalagi aku. Dia dengan senyum kecil yang tergores di wajahnya selalu membuatku meleleh. Dia dengan tindakannya yang sederhana juga menyadarkanku betapa masih ada orang yang seperti ini di sekitarku. Tetaplah menjadi diri sendiri, tetaplah menjadi inspirasi, tetaplah bersama, tetaplah sederhana. 

(30 September 2013, jam 3 sore, sedang senyum, besok satu Oktober)

Komentar

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar