Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Dia dan Kesederhanaannya

Kesederhanaan memang membuat seseorang jatuh cinta. Dari kesederhanaan itu terkadang memancar aura kedewasaan yang tak satupun orang lain bisa meniru. Dia dengan kesederhanaannya itu menyulap ruang kecil kosong menjadi ruang pameran luas. Dia dengan kesederhanaannya itu mengajarkanku bagaimana merakit kapal terbang dari sekotak korek api. Dia dengan kesederhanaannya itu menjadi amunisi pendingin saat batin dan pikiran mengeluarkan hawa panas menyengat. Dia tidak memberi contoh secara langsung tapi aku mencatat setiap definisi yang ia ocehkan, dan memoriku menyimpannya di folder khusus bernama dia. Dulu aku tidak peduli pada hal kecil lalu kemudian dia datang memberitahuku tentang 'tidak akan menjadi sesuatu hal yang besar jika hal kecil saja tidak disyukuri'. Sungguh menggugah. Walaupun dia tidak pernah memproklamirkan kejeniusannya namun orang-orang mengakui akan hal itu, apalagi aku. Dia dengan senyum kecil yang tergores di wajahnya selalu membuatku meleleh. Dia dengan tinda

Ketika Pulang Mendadak

Gambar
Sudah hampir dua minggu aku berada di kota Bengkuang, alias kota Padang. Padahal baru liburan Lebaran kemarin aku pulang ke sini. Karena ada satu dan beberapa hal lain memaksaku untuk meninggalkan Ibu Kota untuk sementara waktu. Keberadaanku di kota ini pastinya ada tujuan penting sepenting peluncuran album terbaru para musisi tanah air. Haha.  Siapa yang tak senang jika pulang kampung in the middle of working day ? Kepulanganku kali ini tak hanya membuat keluarga baru di kosanku kaget, orang terdekatku selama di sana, sampai mamaku sendiri saja kaget. Hihi. Waktu menentukan pulang di tanggal yang aku anggap baik, detak jantung berdegup kencang karena berebut tiket (agak) murah dari maskapai Singa Udara, akhirnya dapat! Lalu kemudian berdoa semoga urusan di Padang dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah SWT. (Amin...)  Sampai di Padang sekitar jam 9 malam. Badan terasa ingin diguyur air banget , soalnya aku bersiap-siap dari kosan untuk pergi ke Soekarno-Hatta itu jam 2 siang.