Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

I Wish!!!

Well, sejak lima hari yang lalu saya telah menetapkan target barang apa yang akan saya beli di tahun 2009 ini, yaitu kamera digital dengan resolusi tinggi plus terbaru. Mungkin butuh waktu lama bagi saya mengumpulkan uang untuk mendapatkan barang impian itu. Tapi, dengan niat yang tulus saya harus bisa fight semua keinginan untuk jajan-jajan yang tidak penting, supaya akhir tahun nanti saya bisa memiliki target itu!! keep spirit ,boy!! (akhir tahun?? Lamanya…)

Kalau soal tabung-menabung uang, saya ingat seseorang. Dia tetangga saya di Pekanbaru. Dan beliau benar-benar membuat saya kagum dengan ketekunannya dalam menabung. Anda tahu? Beliau menabung sejak SMP dan tabungannya itu tidak pernah diambil jika tidak ada keperluan yang sangat penting. Dan dengan tabungnya itu, dia bisa beli rumah sendiri yang harganya berkisar antara SATU MILYAR LEBIH!!. Alangkah hematnya pria itu! Saat membeli rumah itu, dia masih lajang lho... dan sekarang dia sudah punya anak dua. Ccck..ckk.cck.. benar-benar kesabaran yang telah teruji...
Kalau saya jadi pria itu, mungkin ga jadi-jadi beli rumah.. hahaha... saya boros soalnya...

Makanya, saya ingin sekali seperti tetangga saya itu. Bisa hemat demi masa depan. Ya.. saya harus hemat. Itu resolusi saya di 2009 ini. Mana tau dengan saya nabung, lama-lama bisa beli pesawat pribadi... –mmaak...- AMIN...

Nb: lelah dgn bahasa baku.

Gw teringat lagi sama kisah2 gw waktu kuliah di UIN Pekanbaru. Waktu itu ada seminar microsoft office gitu di kampus. Tepat dihari ketiga seminar itu, janji masuknya jam 1 siang eh malah diundur untuk beberapa jam yang gag tau berapa jam, mati lampu sih soalnya. Jadi anak2 alias temen2 gw pada mojok di UnderTree. Dan setelah menunggu dengan ketidakpastian, dua jam kemudian lampu hidup. Jadilah kami masuk pada jam 3 sore itu. Padahal udh ngarep gag masuk tu.. hihi...

Lanjut. Pulang jam stengah enam sore kalau gag salah, lama bgt? Iyalah, lehe2 semuanya, masuk jam 3, ngaret setengah jam, trus absen stengah jam –stengah jam?-, karna udh adzan Ashar, break bentar untuk Ishoma (istirahat sHolat makan)-halah, kek acara apa gt-
Abis sholat, baru deh mulai..-seminar macam apa itu-
Bla..bla..bla... sampai stengah eman sore, saatnya kami pulang. Tak disangka-sangka, hari yang semula cerah berubah menjadi gelap dengan awan hitam yang berkelompok-kelompok membentuk barisan yang akan mengeluarkan tetesan air. –alay...-
Anak2 yg kosannya dkt kampus pada lari2 pulang ke kandangnya masing2, takut ujan mah klen... hanya sisa beberapa orang kalo gag salah waktu tu, semuanya hanya termenung di dalam labor dasar, ada gw, erma, rizky, tante mita, thio[?], fitro, harjay, jhonny, aril[?] dll. –yg gw inget cm mereka-

Tanpa sadar, udh adzan maghrib aja. Hujan masih lebat. Sang laboratorian ,kak donny dan kak loe-gw-loe-gw *lupa gw namanya*, kenapa gw sebut kak loe-gw-loe-gw? Karna gaya ngomongnya tu gag tahan.... model anak jakarta kali ni ha... hakz...
Lanjut.. mereka berdua nyuruh kita sholat maghrib di mesjid kampus. Yang ada di benak gw saat itu ”kenapa gag sholat di labor ni aja, mesjid kan agak jauh”. Bayangkan, kampus kalo udh malem gmn, GELAP!! Lampu yang hidup Cuma ruangan labor kami aja. Karena dipaksa sholat di mesjid juga, kamipun bergegas merapikan peralatan belajar kami tadi. Dan mulai meninggalkan labor itu, rame2 tentunya. Gila loe, bisa lenyap loe kalo jalan sendirian. Hanya bermodalkan secercah cahaya dari hape masing2, kamipun berjalan di tengah kesunyian kampus nan amat sangat menyeramkan itu. Mana ujan, becek gag ada ojek.... bener2 suasana yg menegangkan, berasa maen film horror sungguhan. Makanya kenangan itu gag akan pernah lupa dari ingatan gw. Rame2 di kampus gelap, hujan pulak, ndeehh... masih ingatkah kalian temand??? Aku harap masih ada di benak kalian masing2.
Di kampus sampai malam, sholat maghrib di mesjid kampus, makan malam di ampera reza, dll
AKU MASIH INGAT ITU, TEMAND!!! Kalian tahu apa artinya itu? I MISS YOU ALL, but you missed all the things we have had. Jika ada salah satu dari kalian yg baca postingan gw ini, please comment!

Nb(lagi) : thanks to amoi for the chat we’ve done, and I was chatting to you when you called me at the same time. Hhahahaha… yang pas di YM tu ha… BFF greeting!

Komentar

  1. y oLoh., gw di "N.B-in" gitu. haks.. enitime u need me I'll be there by urside.

    BalasHapus
  2. hohohohoh

    Mudah2 ja Terwujud cita2nya..

    halah...(kamera )

    Tapi kn duit sendiri cuy..

    ya nGak..

    BalasHapus
  3. DOTH,,
    aq dh brkunjung neh..
    dtg brsilaturahmi,,

    BalasHapus
  4. wah, tetanggamu hebat bener. 1 milyar? set dah.....

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar